Saturday, April 18, 2009

walk the line

Takdir. Setiap orang pasti punya takdir yang sudah dituliskan untuknya masing-masing. Jodoh, rezeki dan ajal sudah dituliskan oleh Tuhan. Dan dalam Islam, takdir itu sudah dituliskan bahakan sebelum manusia menginjakkan kaki di bumi. Tuhan sudah tahu apa yang akan terjadi nantinya. Apapun, Tuhan pasti sudah tahu, karena Dia adalah yang maha mengetahui segalanya.

Ada takdir yang bisa berubah dan ada yang tidak. Yang tidak bisa berubah adalah jodoh rezeki dan ajal. Dan yang bisa diubah seperti sifat dan pilihan-pilihan hidup. Dari semua yang saya tangkap, Tuhan sudah menyusun semua skenario dan sekarang Ia hanya menonton dan melihat akhir mana yang akan dipilih oleh manusia itu sendiri. Tuhan memberi beberapa jalan yang harus kita tempuh, dan akhirnya akan tergantung dengan apa yang kita pilih.

Hidup kita tidak hanya menyangkiut kita sendiri, tetapi berhubungn dan berkaitan dengan orang lain. Pasti kita akan memberi dampak sekecil apapun terhadap orang lain. Dan begitu juga mereka, sedikit banyak kita akan mendapat dampak dari tiap-tiap keputusan seseorang.

Beberapa keputusan kita buat untuk terus menjalani hidup, tidak jarang kita membuat kesalahan dengan salah memilih. Dengan segala pertimbangan, kia pasti tahu apa yang akan berdampak pada orang lain. Tetapi lagi-lagi pasti kita lebih mementingkan kebahagiaan diri sendiri dibandingkan dengan orang lain. Tidak ada rasa egois dan tidak peduli, tetapi itu adalah hal yang wajar dalam diri manusia.

Apa yang terjadi pada kita ketika kita adalah orang yang terkena dampaknya? Apalagi ketika dampaknya itu besar dan buruk. Apa yang harus kita lakukan? Sama sekali bukan mau kita bila hal buruk menimpa, dan terlebih lagi, bukan karena kesalahan kita sendiri. Kita tidak meminta, kita tidak salah membuat keputusan. Tetapi kita yang harus menanggung semua ini.

Tidak munafik bila terkadang kita mengutuk orang yang membuat keputusan ini sehingga berdampak buruk terhadap kita. Tetapi bila kita terima, mungkin akan jauh lebih baik. Diri kita tidak diselimuti amarah terhadap si pembuat keputusan, dan rasa dendam yang besar. Kita cukup mengganggap segala sesuatunya sebagai sebuah proses pembelajaran yang mungkin, tidak akan kita dapat apabila kita yang memilih jalan kehidupan, karena setiap orang adalah hubungan dengan orang lain.

No comments: